Di dalam ayat-ayat Al Qur’an, penyebutan tentang bertauhid kepada Allah selalu diiringi dengan berbakti kepada orangtua. Seperti firman Allah Tabaraka wa Ta’ala dalam surat Al Israa’ ayat 23-24, yang artinya :
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah (beribadah) selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang dian tara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkan dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucap kanlah : Wahai Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
Kalian juga bisa menemukan perintah berbakti kepada orangtua pada Surat An-Nisaa ayat 36, Al-Luqman ayat 14-15, Al ‘Ankabuut ayat 8, Al Ahqaaf ayat 15-18 dan Al Baqarah ayat 215.
Berbakti kepada orangtua memiliki keutamaan dan ganjaran pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, diantaranya :
Pertama : Berbakti kepada orangtua adalah amal yang utama. Sesuai hadits ( Shahih HR.Al-Bukhari no 527, Muslim no 85) urutan 3 amal yang paling utama adalah : Shalat di awal waktunya, Berbakti kepada orangtua dan Jihad di jalan Allah. Jika kalian ingin berbuat kebaikan, dahulukan amal-amal yang paling utama karena pahalanya sangat besar.
Kedua : Ridha Allah tergantung kepada keridhaan kedua orangtua dan murka-Nya tergantung kepada kemurkaan orang tua. Sesuai hadits Shahih HR.Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 2)
Ketiga : Berbakti kepada orangtua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami seorang anak, dengan cara bertawassul melalui amal shalihnya.
Pernah mendengar cerita tentang 3 orang yang terperangkap di gua karena ada batu besar yang runtuh menutupi mulut gua? Masing-masing mencoba mengingat amal terbaiknya dan mencoba untuk bertawassul. Salah seorang memohon kepada Allah dan bertawassul dengan amal terbaik yang pernah ia lakukan yaitu : sangat berbakti kepada ibu bapaknya yang sudah tua. Dia selalu mendahulukan kebutuhan orangtuanya, baru anak istrinya. Ketika dia selesai memerah susu, dia tidak akan memberikan kepada siapapun kecuali kepada kedua orang tuanya dahulu, walaupun anaknya merengek dan menangis meminta susu. Di dalam doanya di gua, dia berharap Allah ridha akan perbuatannya dan berharap agar Allah menghilangkan kesulitannya. Allah mengabulkan doanya, maka batu yang menutupi pintu gua pun bergeser. (Shahih : HR Bukhari no. 2272 dan Muslim no. 2473)
Sebaliknya kesulitan yang dialami seorang anak diantaranya karena perbuatan tidak taat atau bahkan durhaka kepada kedua orangtuanya. Berhati-hatilah kalian…
Keempat : Berbakti kepada orangtua dapat meluaskan rizki dan memanjangkan umur. Sesuai Shahih HR. Al Bukhari (no. 5986) dan Muslim (no. 2557)
Kelima : Berbakti kepada kedua orangtua dapat memasukkan seorang anak ke dalam Surga. Di dalam hadits ( Riyaadhush Shaalihiin no. 319) disebutkan bahwa anak yang durhaka tidak akan masuk surga, maka kebalikannya anak yang berbakti akan dimasukkan oleh Allah Subhanahu waTa’ala ke surga.
Dan ingatlah, diantara dosa yang Allah segerakan azabnya di dunia adalah dosa anak yang berbuat zhalim dan durhaka kepada kedua orangtua. Bahkan dari hadits Shahih Bukhari (no. 2654) dan Muslim( no. 87) diriwayatkan :
Dari jalan Abi Bakrah RA, Rasulullah bersabda : “ Maukah aku beritahukan kepadamu dosa besar yang paling besar ? Beliau berkata 3 kali. Shahabat berkata, “Baiklah, wa hai Rasulullah.” Nabi bersabda, “ Menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua.” Awalnya beliau bersandar kemudian duduk dan bersabda, “Serta camkanlah, juga saksi palsu dan perkataan bohong .” Maka Nabi selalu mengulanginya sehingga kami berkata (dalam hati kami),”Semoga beliau diam.”
Kita berlindung dan mohon ampun kepada Allah, berdoa semoga kita termasuk anak yang berbakti kepada orang tua. Amin.
Ditulis : Bunda Elda & Nehru, Ibu Henni H.D ( Sumber : “Birrul Waalidain” Berbakti kepada Kedua Orang Tua, karya : Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas , penerbit Pustaka At-Taqwa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar